Fasha Inspirasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

JAMBI – Bukan Wali Kota Fasha jika tidak mampu memotivasi dan membangkitkan energi positif generasi muda. Sebagai seorang praktisi dan profesional dibidangnya, Wali Kota Jambi DR. H. Syarif Fasha, ME tampil sebagai seorang yang mampu menularkan virus positif tentang jiwa kepemimpinan dan determinasi dalam mencapai kesuksesan.

Senin (27/08), bertempat di Balairung Universitas Jambi, Wali Kota Jambi H. Syarif Fasha, kembali memberi Kuliah Umum dihadapan mahasiswa. Kali ini mahasiswa civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Jambi.

Dihadapan ratusan mahasiswa Kampus Pinang Masak itu, Wali Kota Fasha menjadi keynote speaker tunggal dan memaparkan materi yang berjudul “Bangkit Berdaya, Pembangunan Perkotaan Berbasis Partisipasi Masyarakat”. Digedung megah itu, Wali Kota Fasha sukses mencuri perhatian dan antusias para generasi biru calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia itu.

Kegiatan ini dibuka dan dihadiri langsung oleh Wakil Rektor Universitas Jambi Prof. H. RA Muthalib, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Drs.H. Amril, ME, Ketua Program studi Ilmu Ekonomi Pembangunan DR. Syaparuddin, dan jajaran Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Bisnis Unja.

Dihadapan mahasiswa, Fasha menjelaskan strategi pembangunan Kota Jambi yang telah diukur secara cermat oleh dirinya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

“Di Kota Jambi, konsep Smart city tidak selalu berbicara tentang internet, komputer, cctv, dan sebagainya, namun berbicara tentang bagaimana kota dan masyarakat yang pintar. Diawal kepemimpinan kami sebagai kepala daerah, kami mengoptimalkan kekuatan besar, yaitu partisipasi masyarakat dalam membantu pemerintah membangun Kota Jambi. Di tahun ke-1 dan ke-2 kami membangun budaya dan mindset masyarakat untuk sadar dan berpartisipasi membangun Kota Jambi, melalui berbagai inovasi. Salah satunya novasi adalah Bangkit Berdaya dan Kampung Bantar. Program tersebut terbukti sangat efektif mengakselerasi pembangunan ditengah keterbatasan dana pembangunan. Di tahun ke-3 dan ke-4, baru kami fokus membangun teknologi smart city, melalui berbagai aplikasi pelayanan publik,” terang Wali Kota Fasha.

Fasha pun menjelaskan, dengan adanya strategi tersebut target pembangunan Kota Jambi yang tertuang dalam RPJMD selama 5 tahun, dapat di selesaikan hanya dalam kurun waktu 3 tahun. Tepat kiranya visi “Kota Jambi 3 Tahun Bangkit” dapat dilaksanakan dengan efektif oleh dirinya

Sejatinya, berbagai inovasi terlahir dari tangan dingin seorang Wali Kota Jambi Syarif Fasha. Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN itu tidak hanya melahirkan beberapa inovasi populis di daerah, seperti gerakan Sejuta Biopori, Komitmen Kota Hijau dan Gerakan Menanam Pohon (termasuk kewajiban menanam pohon bagi calon pengantin), Perluasan Pengembangan RTH, Bank Sampah dan Kampung Iklim. Inovasi unggulan lain yang bahkan telah diakui dunia dan menjadi percontohan nasional adalah Program Bangkit Berdaya dan Kampung Bantar.

Bangkit Berdaya sendiri merupakan akronim dari Bangun Kecamatan Secara Intensif Berazaskan Swadaya. Program inovasi yang telah diinisiasi sejak tahun 2014 tersebut, hadir sebagai sebuah solusi atas keterbatasan dana pembangunan utilitas dan infrastruktur, yang hampir dihadapi oleh seluruh pemda di Indonesia.

Bangkit Berdaya merupakan program percepatan pembangunan sarana prasarana dan utilitas lingkungan masyarakat yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Jambi. Inovasi ini telah berjalan sukses dan mampu mengakselerasi pembangunan serta mengurangi ketimpangan antar wilayah yang ada di Kota Jambi.

Pemkot dalam hal ini, memberi stimulus berupa bantuan bahan material/bangunan yang akan dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat. Output kegiatan tersebut seperti pembangunan jalan beton (lingkungan/setapak), bangunan Poskamling/Posyandu, saluran drainase, jembatan kecil, keperluan tempat ibadah, dan beberapa pembangunan infrastruktur skala kecil lainnya.

“Ada banyak manfaat yang bisa didapat dari program ini. Selain memang menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dan jiwa gotong royong masyarakat perkotaan, kegiatan ini juga sekaligus mampu menghemat anggaran pembangunan pemerintah daerah,” jelas Fasha.

Program inovasi Bangkit Berdaya sendiri telah mendapatkan berbagai penghargaan, seperti 30 Deserving Cities Award 2016 Guangzhou, dan menjadi 30 Kota Dunia Best Citizen Participation dari IOPD (International Observatory on Participation Democracy di Montreal Kanada 2016, dimana penghargaan itu juga menempatkan Kota Jambi sebagai 30 besar kota terbaik dari 7000 kabupaten/kota di dunia yang memiliki inovasi sosial inspiratif, yang secara khusus mengedepankan peran serta dan partisipasi komunitas masyarakat.

Fasha menambahkan, adanya program inovasi Bangkit Berdaya dan Kampung Bantar itu, menimbulkan dampak positif lainnya yaitu, ‘sense of belonging’, rasa memiliki yang kuat akan hasil pembangunan yang wajib dijaga sendiri oleh masyarakat.

Dihadapan mahasiswa, Fasha pun mencoba mencairkan suasana dengan mengajak para mahasiswa berkomunikasi interaktif. Suasana menjadi hidup dengan adanya tanya jawab bersama walikota.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Fasha juga memberikan buku Biografi dirinya yang berjudul “Bocah Minyak Jelantah” secara cuma-cuma kepada mahasiswa yang berhasil menjawab tantangan dan pertanyaan dari Doktor Ilmu Pemerintahan tersebut.

Selain memaparkan kajian akademis, tidak lupa pula Fasha menularkan virus positifnya mengenai jiwa kepemimpinan dan determinasi dalam mencapai kesuksesan.

“Tantangan global dan persaingan kerja harus diperhitungkan oleh mahasiswa pada zaman sekarang ini. Semua sangat berkaitan dan semua harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Gantungkan cita-citamu setinggi langit diantara bintang-bintang. Ayo ciptakan kesempatan bagi orang lain untuk bekerja kepadamu. Jadilah generasi yang di harapkan, bukan yang mengharap!” Pungkas Wali Kota Fasha.

SUMBER: BAG. HUMAS SETDA KOTA JAMBI