JAMBI– Wali Kota Jambi H. Syarif Fasha menjadi orang pertama khusus penyintas (survivor) Covid-19 yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Kota Jambi. Bertempat di Griya Mayang (20/2), Fasha mendapat dosis pertama vaksin Sinovac dari tim medis Kota Jambi.

Orang dengan komorbid, lansia dan penyintas Covid-19 saat ini bisa mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 asalkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini ditegaskan Kementerian Kesehatan RI melalui surat edaran (SE) nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid dan Penyintas Covid-19, serta Sasaran Tunda.

Penyintas atau orang yang telah sembuh dari Covid-19 bisa mengikuti vaksinasi. Namun, dengan catatan orang tersebut telah sembuh dari Covid-19 di atas tiga bulan.

Pemerintah pusat pun telah memulai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua pada tanggal 17 Februari 2021 lalu. Vaksinasi tahap kedua ini diberikan bagi pekerja publik dan melanjutkan vaksinasi bagi Lansia di atas usia 60 tahun.

Program vaksinasi tahap kedua ini akan berlangsung mulai Februari dan diharapkan dapat selesai pada Mei 2021. Total sasaran vaksinasi tahap kedua mencapai 38,5 juta orang yang terdiri dari 16,9 juta pekerja publik dan 21,5 juta Lansia.

Pekerja publik terdiri dari Pendidik (guru & dosen), pedagang pasar, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai pemerintah, TNI, Polri, Satpol PP, pelayan publik (perangkat desa, BUMN, BUMD, pemadam kebakaran), transportasi publik, atlit, wartawan dan pelaku sektor pariwisata (staf hotel, restauran dan tempat wisata).

Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM. MARS mengatakan kelompok masyarakat yang masuk dalam prioritas vaksinasi tahap kedua merupakan kelompok masyarakat yang memiliki interaksi dan mobilitas yang tinggi, sehingga sangat rentan terpapar virus Covid-19.

Pemerintah memprioritaskan vaksinasi untuk guru agar membantu murid-murid yang tidak dapat belajar online/virtual karena sejumlah keterbatasan, dapat segera melakukan proses belajar dan mengajar secara tatap muka.

TNI dan Polri, serta kelompok pekerja keamanan lain juga menjadi prioritas pemerintah karena memiliki peran penting dalam membantu meningatkan proses Tracing atau penelusuran kontak sehingga kita dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan sejak dini untuk menurunkan laju penyebaran virus.

Selain itu juga Pemerintah memprioritaskan pekerja transportasi publik yang terdiri dari pekerja tiket dan masinis kereta api, pekerja bandara, pilot, pramugari, pekerja pelabuhan, pekerja Trans Jakarta dan MRT, supir bus, kernet, bahkan kondektur, supir taksi, dan juga ojek online.

Sebagai tahap awal vaksinasi bagi pekerja publik akan dilakukan kepada pedagang pasar yang akan berlangsung di Pasar Tanah Abang Jakarta pada Rabu, 17 Februari 2021.

Melihat besarnya target vaksinasi tahap kedua ini, maka pemerintah akan melakukan vaksinasi secara bertahap, dimulai pada 7 provinsi di Jawa dan Bali yang juga merupakan zona merah dengan jumlah pasien dan tingkat penyebaran tertinggi di Indonesia.

Sekitar 70% kasus COVID-19 berada pada 7 provinsi ini sehingga akan mendapatkan prioritas. Selain jumlah kasus yang tinggi, ketujuh provinsi ini juga merupakan daerah dengan banyak pemukiman padat sehingga laju penularan juga tinggi. Sisa 30% lainnya akan dibagikan ke provinsi lain.

Saat ditanya oleh awak media mengenai perasaan dirinya usai divaksin, Fasha mengaku tidak merasakan gejala atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang signifikan terhadap dirinya.

“Berdasarkan aturan yang baru dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, bahwa penyintas covid sudah diperbolehkan dan saya sudah melaksanakan vaksinasi yang pertama. Kemungkinan 10 hari kedepan nanti akan dilaksanakan vaksinasi kedua nantinya. Setelah divaksin tidak ada gejala apa-apa, mungkin sedikit bawaan menjadi lapar saja,” ujar Fasha.

Terkait rasa lapar yang dialaminya seusai divaksin, Ia memaklumi. Menurutnya, kemungkinan saat vaksin bereaksi di dalam tubuh, membutuhkan protein yang lebih. Bahkan, usai divaksin tekanan darah dirinya menunjukkan diangka normal.

“Saya maklumi lapar itu mungkin, begitu serum dimaksukkan, vaksin dimasukkan, antibodi bereaksi, mungkin antibodi butuh protein atau sebagainya. Sehingga membuat kita lapar. Tapi saya langsung makan, jadi tidak ada keluhan apa-apa. Tensi juga normal. Malah pada saat saya ditensi 130, setelah divaksin tensi saya turun jadi 115,” ujar Fasha.

Namun, sebagai penyintas tidak serta merta divaksin. Pasalnya, penyintas masih diperlukan tes nilai titer antibodi seorang penyintas. Dikutip dari berbagai sumber, melakukan tes titer antibodi merupakan hal yang paling penting untuk mengevaluasi hasil vaksinasi dan menentukan jadwal vaksinasi.

“Penyintas juga ada batasan, setelah 3 bulan (dari sembuh) dan harus dilaksanakan tes dahulu. Sebelum divasin dites. Tes untuk mengetahui jumlah titer antibodi saya. Ternyata jumlah titer antibodi saya sudah nol, sama seperti masyarakat yang belum pernah kena covid. Jadi sudah dinyatakan nol dan itu sudah diperbolehkan untuk divaksin. Tetapi kalau ternyata nilai titer kita adalah satu, maka masih banyak antibodi, belum boleh divaksin,” pungkas Fasha