Jakarta- Wali Kota Jambi Dr. H. Syarif Fasha, ME paparkan konsep Kota Pintar (Smart City) ala Kota Jambi dihadapan delegasi Pemerintah Australia, 9 Pebisnis Australia, dan Dewan Kota Cerdas (Smart City Council) Australia dan Selandia Baru, yang berlangsung di Kedutaan Besar Pemerintah Australia, Jakarta, pada Senin (4/3).

Kegiatan yang bertajuk “Indonesia-Australia Smart City Forum” tersebut, terselenggara sebagai bagian dari kegiatan kolaborasi Pemerintah Australia dan Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (APEKSI), dalam mewujudkan misi ASEAN Smart City and Sustainable Cities yang akan diselenggarakan pada tanggal 4 s.d. 8 Maret mendatang.

Kota Jambi adalah salah satu pemerintah kota yang diundang pada forum tersebut selain Kota Tangerang Selatan, Binjai, Malang, Yogyakarta, dan Probolinggo. Yang membanggakan adalah hanya Kota Jambi dan Yogyakarta, yang diberi kesempatan sebagai role model, untuk mempresentasikan implementasi smart city di Indonesia.

Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah RI dan Australia telah bersepakat untuk membuka sistem perdagangan bebas antar 2 negara, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), yang secara resmi ditandatangani di Jakarta, Senin (4/2/2019), oleh Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham.

Dampak kebijakan baru tersebut adalah arus lalu lintas barang, jasa dan orang akan lebih fleksibel melintasi 2 negara tersebut. Pengaturan keterbukaan investasi Australia, akan mendorong lebih banyak investasi dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Dr. Stephanie Fahey, CEO Australian Trade and Investment Commission (Austrade) Pemerintah Australia, menyampaikan bahwa melalui kegiatan “Indonesia-Australia Smart City Forum” pihaknya ingin melihat lebih jauh peluang kemitraan antara Australia dan daerah potensial di Indonesia.

Senada dengan itu, Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia, Senator The Hon Simon Birmingham, menyampaikan bahwa forum tersebut sebagai bagian kerjasama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia.

“Indonesia memiliki peluang pasar yang besar terutama pada sektor smart city. Banyak perusahaan di Australia ingin berbagi pengalaman dan membangun kemitraan strategis di Indonesia. Saya harap forum ini dapat membangun kolaborasi bisnis Australia dan Indonesia. Kami ingin pemerintah terutama daerah menjadi mitra penghubung antara pengusaha Indonesia dan Australia, untuk berbagai sektor strategis dan potensial, seperti insfrastruktur, perdagangan, e-commerce dan lainnya,” ujar Menteri Perdagangan Australia tersebut.

Wali Kota Jambi Dr. H. Syarif Fasha, ME dalam paparannya menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Australia, melalui Komisi Perdagangan dan Investasi Australia yang telah mengundang dirinya untuk mempresentasikan inisiatif dan tantangan didalam pengembangan kota-kota cerdas dan berkelanjutan.

“Kota Jambi seperti kota-kota lain di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, seperti pertumbuhan populasi yang tinggi, kurangnya transportasi yang dapat diandalkan dan infrastruktur yang memadai, kualitas layanan publik dan pungli. Kota Jambi memiliki sumber daya keuangan yang terbatas, oleh karena itu, salah satu solusi yang kami lakukan untuk mengatasi tantangan ini adalah mencari partisipasi dari banyak pemangku kepentingan dan menciptakan kota yang cerdas. Dalam konsep Mengembangkan Kota Cerdas, saya sangat menerapkan pendekatan kewirausahaan yang telah saya alami dalam hidup saya sejauh ini sebelum saya menjadi Walikota Kota Jambi. Konsep dasarnya adalah Efisiensi dalam Penganggaran untuk Memberikan Layanan Publik yang Efektif,” sebut Wali Kota Fasha memulai paparannya.

Menurut Fasha, konsep kota pintar sebenarnya bukan pendekatan yang baru untuk Kota Jambi. Karena banyak layanan dapat dilakukan secara online dan dapat diakses secara luas untuk umum, sehingga orang dapat mengisi aplikasi di tempat dan waktu nyaman mereka sendiri.

“Di kota saya, aspek pertama untuk menerapkan kota pintar adalah kepemimpinan. Perencanaan Jangka Panjang dan Jangka Menengah kami, telah mengedepankan konsep Kota pintar sebagai misi pertama Kota Jambi. Kami juga telah menerapkan 26 (dua puluh enam) peraturan daerah untuk mendukung implementasi Smart City dan telah menandatangani 3 (tiga) MoU sejauh ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fasha menyampaikan bahwa penerapan kota pintar sangat tergantung pada komitmen para pemimpin daerah, karena komitmen para pemimpin yang ingin belajar dan berinovasi diperlukan untuk mengubah kota.

“Seperti yang pernah dikatakan John F. Kennedy, bahwa “Kepemimpinan dan Pembelajaran sangat diperlukan satu sama lain”, oleh karena itu kita perlu memberdayakan para pemimpin sehingga mereka dapat mengembangkan ide dan perspektif yang lebih baik tentang inovasi yang menekankan kekuatan lokal untuk melayani masyarakat. Kami percaya bahwa inovasi harus dua arah, dari masyarakat dan untuk masyarakat, untuk memastikan keberlanjutan inovasi tersebut,” pungkasnya.

Forum tersebut diakhiri dengan jamuan makan malam oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia. Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan dengan baik oleh Wali Kota Fasha untuk menguatkan jejaring dan peluang investasi di Kota Jambi.

SUMBER: BAG. HUMAS SETDA KOTA JAMBI.