Menkominfo Rudiantara (kiri) menyampaikan paparannya saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/9/2019). Rapat kerja membahas Penyesuaian Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun Anggaran 2020 serta isu-isu aktual lainnya seperti pembatasan akses internet dalam peristiwa tertentu. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ama.

Jakarta, Kominfo – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara angkat bicara soal kasus kebocoran data penumpang di dua maskapai milik Lion Group, yakni Malindo Air dan Thai Lion Air. Kebocoran data penumpang tersebut tersebar di forum online selama sebulan terakhir. “Secepatnya Kominfo juga akan mengundang pihak Lion Group pada minggu ini untuk menelusuri proses yang terjadi,” kata Rudiantara di Jakarta, Rabu (18/09/2019).

Kebocoran data penumpang Lion Air ini mencakup data pribadi penumpang. Seperti penduduk atau KTP, alamat, nomor telepon, alamat email dan nomor paspor. Kebocoran database pertama sebanyak 21 juta data dan kedua sebanyak 14 juta data yang disimpan dalam file backup.

Menteri Rudiantara mengatakan, kasus tersebut tentunya menyita perhatian pemerintah. Apalagi menyoal data pribadi penumpang yang bisa berdampak pada hal-hal yang tidak diinginkan.

“Sejak tengah malam, kami sudah komunikasi dengan AWS, surat resmi juga sudah kami kirim ke AWS untuk menanyakan proses yang terjadi,” ungkap Rudiantara

Menurut Menteri Rudiantara menjelaskan, Kementerian Kominfo juga telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, salah satunya Kementerian Perhubungan untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Malindo Air yang merupakan anak perusahaan Lion Air, dikabarkan juga telah menyelidiki kasus tersebut bersama penyedia layanan data eksternal yakni, Amazon Web Service (AWS) dan GoQuo sebagai mitra e-commerce. **