Wali Kota Jambi Sy Fasha mengambil sikap berani menyesuaikan kembali tarif dasar PDAM Tirta Mayang. Dibilang berani, karena berdasarkan laporan direktur utama (Dirut) PDAM, saat ini pendapatan kotor perbulan sebesar Rp 12 miliar.

Sehingga, keuntungan sejak tarif dasar dinaikkan beberapa bulan lalu, sebesar Rp 3 miliar. Jika diberlakukan tarif baru tanggal 1 Mei mendatang, maka pendapatan kotor perbulan tarif biaya minimum hanya Rp 8,7 miliar.

“Sementara, biaya operasional PDAM perbulan saat ini sebesar Rp 8,5 miliar. Jadi tinggal kurangi saja berapa keuntungan PDAM nantinya setelah diturunkan tanggal 1 Mei,” jelas Fasha pada jumpa pers di rumah dinas Wali Kota Jambi, Kamis (4/4/2019) pagi.

Fasha juga membantah informasi jika PDAM dengan tarif lama meraup untung Rp 8 miliar perbulan. Tegas disampaikannya, bahwa itu hoax alias bohong.

“Jika ada info PDAM untung Rp 8 miliar per bulan itu hoax, yang mengatakan itu adalah oknum-oknum yang tidak tahu bagaimana operasional PDAM dalam 1 bulan.”

“Untuk operasionalnya, produksi dan gaji karyawan itu membutuhkan dana Rp 8,5 miliar. Belum lagi bayar listrik, diesel, perawatan dan lainnya,” tegas Fasha.

Fasha menyayangkan pihak-pihak yang menurutnya kurang memahami kebutuhan operasional PDAM. Bahkan, Fasha menantang pihak-pihak yang selama ini menentang kenaikkan tersebut.

“Kalau ada pihak-pihak yang meragukan ini, terus teriak-teriak di luar dan di jalan, datang kesini bawa ahli perhitungan. Jangan nanti yang datang ini modal suara keras dan lain sebagainya, teriak-teriak, ngancam-ngancam.”

“Saya mau mengembalikan tarif air menjadi Rp2.000 lagi, tapi harus ada yang tanggung jawab. Siapa yang mau tanggungjawab, apakah DPRD tanggung jawab, komunitas tanggung jawab apabila PDM tidak sanggup beroperasi mati total,” tegas Fasha dengan nada tinggi.

Fasha menyadari, jika ada sesuatu yang terjadi dengan PDAM maka dirinya lah yang akan menanggung resikonya.

“Jika nanti sebanyak 78 ribu pelanggan di kota Jambi tidak dapat pasokan air semua, ini siapa yang tanggung jawab. Tidak mungkin masyarakat nanti mengejar media, tidak mungkin masyarakat mengejar kelompok komunitas, tidak mungkin masyarakatnya ke DPRD, tidak mungkin. Pasti masyarakat akan menyalahkan Wali Kota,” jelas Fasha.

Di penghujung jumpa pers, Fasha menyampaikan permohonan maafnya jika dalam beberapa bulan ke belakang, warga kurang nyaman dan berkenan.

“Atas ketidaknyamanan pemberlakuan tarif yang baru saja kami yang dilakukan beberapa bulan yang lalu, dan juga ada perubahan tarif nantinya, hal ini mungkin juga tidak menjawab keinginan masyarakat, kami mohon maaf karena beginilah kondisi kita.”

“Kalau pun dibiarkan dikembalikan ke awal, maka hitungan bulan yang tidak akan bisa beroperasi kembali. Kalau tidak bisa beroperasi kembali, maka ada 78 ribu pelanggan, seluruh masyarakat kota Jambi tidak akan mendapatkan suplai air kembali.”

“Inilah yang dijaga jangan sampai rumah tangga tidak mendapatkan suplai air. Meskipun saya selaku Wali Kota harus mengeluarkan keputusan yang tidak popular yang berujung hujatan, tuntutan, gugatan masyarakat terhadap saya, tetapi ada kepentingan yang lebih besar. Inlah yang bisa kami lakukan selaku pelayan masyarakat,” pungkas Fasha.

Penyesuaian tarif pada 1 Mei nantinya akan dituangkan dalam peraturan Wali Kota (perwal) Jambi.

Sementara, Erwin selaku Dirut PDAM Tirta Mayang saat mendampingi Wali Kota, kembali meminta pengertian masyarakat akan beban biaya produksi dan perawatan yang harus ditanggung pihaknya.

Menurutnya, salah satu beban biaya operasional adalah pemeliharaan jaringan pipa yang sudah rentan pecah, akibat usia pipa yang sudah tua