Jakarta, Kominfo – Di tengah dinamika pasca Pemilihan Umum Serentak 2019, para insan pers diharapkan kehadirannya untuk memberikan pemberitaan yang dapat menyatukan Indonesia. Apalagi maraknya penyebaran hoaks.

Ketua Dewan Pers Periode 2019-2022 Mohammad Nuh mengatakan, peran media yang utama adalah memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Kalau media tidak mendidik masyarakat secara keseluruhan, maka nanti dengan jaman sekarang, tidak bisa masyarakat melakukan save sensoring atau save filtering,” kata M Nuh dalam Acara Pisah Sambut Anggota Dewan Pers Periode 2016-2019 dengan Periode 2019-2022 di hotel Sari Pasific, Jakarta, Rabu (12/06/2019).

Menurut Nuh, dengan tingkat edukasi yang baik, masyarakat secara otomatis melalui dirinya sendiri, bisa melakukan filtering. Tetapi, dengan edukasi saja tidak cukup. Media menurut mantan Mendikbud mempunyai fungsi untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.

“Tetapi itu saja tidak cukup, media harus mempunyai fungsi yang kedua, yaitu melakukan pemberdayaan yang ada di masyarakat. Dari pemberdayaan itulah, maka fungsi yang ketiga yaitu pencerahan, maka akan tambah jelas mana yang salah dan mana yang benar,” jelasnya

Ketiga fungsi media itu pun juga tidak cukup, M. Nuh menambahkan, fungsi media juga harus menjadi pendingin. Begitupun sebaliknya, jangan jadi pemanas dalam arti memans-manasi situasi nasional.

Acara pisah sambut pengurus Dewan Pers tersebut, turut dihadiri Menkominfo Rudiantara, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise, Ketua KPU Arief Budiman, Ketua Bawaslu Abhan dan perwakilan beberapa organisasi wartawan. **