JAMBI – Pemerintah Kota Jambi kembali menggelar Peringatan Haul Al-Habib Idrus bin Hasan Al-Jufri bergelar Pangeran Wiro Kusumo dari Kesultanan Jambi yang dipusatkan di Masjid Ihsaniah kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, Sabtu (15/2).

Peringatan Haul Pangeran Wiro Kusumo yang ke 119 tersebut dihadiri ribuan jamaah, tidak hanya dari Kota Jambi dan kabupaten dalam Provinsi Jambi, namun peziarah juga berasal dari berbagai daerah diluar Provinsi Jambi, seperti Riau, Sematera Selatan, Bengkulu, Jakarta dan Surabaya.

Kegiatan ritual yang juga berupa wisata religi itu sudah menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Jambi dimasa kepemimpinan Wali Kota Dr. H. Syarif Fasha, ME. Kegiatan haul tersebut juga sebagai kegiatan prioritas dalam program pengembangan Seberang Kota Jambi sebagai pusat wisata religi.

Selain puncak haul berisi pembacaan tahlil, dzikir, maulid dan ceramah agama, puncak haul tersebut juga dirangkai dengan Festival Hadhrah dan Bazar Islami. Turut pula hadir dalam puncak haul tersebut, unsur Forkompimda Provinsi dan Kota Jambi, Rektor Unbari yang juga Tokoh Masyarakat Seberang H. Facruddin Razi, SH, MH, Sejarawan, Tokoh Habaib, Tuan Guru dan Ulama, pimpinan Pondok Pesantren, Majelis-majelis ta’lim, Organisasi Islam, serta para santri dari dalam dan luar Provinsi Jambi.

Selain hadir dan memberikan sambutan dalam acara tersebut, Wali Kota Syarif Fasha juga berziarah ke makam Pangeran Wiro Kusumo (Habib Idrus bin Hasan Al-jufri). Bersama dengan para habaib dan jamaah yang hadir, Fasha turut berdzikir dan memanjatkan doa yang dipimpin oleh Al-Habib Abdussalam bin Alwy Al-Hinduan pimpinan Majelis Taklim Liwa ul Musthofa Indonesia.

Dalam sambutannya, Wali Kota Syarif Fasha mengapresiasi peringatan haul tersebut. Ia mengatakan kegiatan yang di support Pemerintah Kota Jambi itu adalah salah satu wujud percepatan pengembangan Jambi Kota Seberang sebagai pusat wisata religi.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Jambi mempercepat pengembangan Jambi Kota Seberang sebagai pusat wisata religi,” ujar Fasha.

Wali Kota Jambi dua periode itu juga mengatakan, selain sebagai sarana ritual ibadah, wisata religi juga akan menimbulkan multiplier effect bagi masyarakat setempat.

“Selain bernilai ibadah dan memperkuat ukhuwah, tentunya kegiatan ini juga dapat menimbulkan multiplier effect yang dapat menggerakkan geliat ekonomi masyarakat disini,” kata Fasha.

Fasha menambahkan, bahwa potensi Jambi Kota Seberang sangat luar biasa, khususnya dari sisi sejarah masuknya Islam. Oleh karenanya pembangunan kota seberang terus menjadi prioritas pembangunannya.

“Pembangunan kota seberang ini tetap menjadi prioritas pembangunan kami, hal itu dibuktikan dengan meningkatnya biaya pembangunan untuk Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan, bahkan anggaran yang disediakan untuk 2 kecamatan ini paling tinggi dari 11 kecamatan lain dalam Kota Jambi,” jelas Fasha.

Terkait dengan situs Keramat Tambak dan Rumah Batu yang menjadi simbol sejarah Islam di Jambi Kota Seberang tersebut, Fasha menjelaskan bahwa Pemkot Jambi tetap konsen akan melakukan revitalisasi kawasan itu, sehingga selain memberikan kenyamanan bagi peziarah juga akan menjadi destinasi wisata religi unggulan di Kota Jambi.

“Tahun ini Pemkot akan melakukan beberapa pekerjaan fisik di kawasan makam Habib Husein bin Ahmad Baraqbah atau yang dikenal dengan Keramat Tambak, bersamaan dengan itu kita juga akan merenovasi Masjid Ba’alawy, kita harapkan tentunya hal ini akan memberikan kenyamanan bagi peziarah, sehingga kawasan tersebut tidak saja menjadi tempat kegiatan ritual ibadah, namun juga dapat menjadi destinasi wisata religi unggulan di Kota Jambi,” terangnya.

Fash juga berharap, keluarga Shohibul Haul Pangeran Wirokusumo (Habib Idrus bin Hasan Al-Jufri) juga dapat menyerahkan situs Rumah Batu kepada pihak pemerintah untuk dilakukan perbaikan semestinya, mengingat berbagai sisi bangunannya sudah mulai rusak termakan usia.

“InsyaAllah, kita harapkan pihak keluarga Pangeran Wirokusumo, Habib Idrus bin Hasan Al-Jufri, dapat menyerahkan situs Rumah Batu kepada pemerintah, bentuknya bisa hibah atau bentuk lain sesuai dengan undang-undang, sehingga bisa kita pugar menjadi lebih baik lagi sebagaimana bentuk aslinya, karena pemerintah tidak bisa intervensi atau melakukan perbaikan selama status situs itu belum diserahkan kepada pemerintah. Termasuk juga beberapa area disekitar Rumah Batu tentu juga akan kita bebaskan, sebagai penunjang kawasan wisata religi itu kelak,” terang Fasha.

Ia juga mengajak jamaah haul untuk dapat meneladani pribadi dan akhlaq Shohibul Haul, yang bukan saja pendakwah namun juga pejuang dari Kesultanan Jambi.

“Dalam setiap peringatan haul kita selalu mendengarkan pembacaan manaqib (riwayat hidup-red), dari Shohibul Haul yang penuh dengan keteladanan, untuk itu diharapkan semoga kita juga dapat meneladani pribadi dan akhlaq mulia beliau dalam kehidupan kita sehari-hari,” pungkasnya.

Peringatan haul yang diawali dengan ziarah makam, dzikir dan tahlil serta maulid itu diisi ceramah agama oleh Habib Salim bin Muhammad Al-Hamid dari Jakarta, serta Habib Abdussalam bin Alwy Al-Hinduan pimpinan majelis Liwa ul Musthafa Indonesia sekaligus juga anggota Dewan Syuro DPP Rabithah Alawiyah pusat.

Dalam tausiahnya kedua penceramah tersebut banyak mengupas arti pentingnya peringatan haul dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya ada 3 hal makna peringatan haul, yaitu sebagai media mengingat kematian, agar kita menjadi lebih baik dalam memaknai tujuan kehidupan, sebagai media untuk memaknai keteladanan shohibul haul, serta sebagai media guna memperkuat silaturrahim.

“Bahwa kita semua pasti akan mengalami kematian. Dan sebagai orang yang beriman, kita meyakini bahwa setelah kematian ada fase lain yang akan menunggu kita. Maka, untuk menghadapinya kita mesti mempersiapkan bekal,” pesan Habib Salim Al-Hamid dalam tausiahnya.

Habib Salim menambahkan, manfaat selanjutnya adalah memaknai kisah keteladanan yang dibacakan dari sebuah manaqib yang didalamnya terdapat banyak keteladanan.

Sementara itu, Habib Abdussalam mengatakan wujud silaturahim dan ukhuwah Islamiyah juga merupakan manfaat yang langsung dirasakan dalam sebuah majelis haul.

“Peringatan haul dapat meningkatkan ukhuwah, seperti yang terlihat pada haul ini, masyarakat dari berbagai lapisan dengan mengikuti berbagai prosesi haul itu, tak peduli kaya, miskin, tua-muda, alim-awam semuanya menjadi satu untuk ukhuwah,” jelas Habib Abdussalam.

Menurut Habib Abdussalam, kegiatan ini juga dapat meningkatkan transformasi keilmuan, wawasan ke Islaman serta memberikan pendidikan moral dan etika bagi generasi muda.

Sumber: Bagian Humas Setda Kota Jambi