Jogjakarta, Kominfo – Peningkatan daya saing sumberdaya manusia bidang komunikasi dan informatika tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar sertifikasi kompetensi bidang komunikasi dan informatika untuk menyiapkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas.

“Dalam upaya menyiapkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas tidak bisa dilakukan dengan langkah-langkah yang biasa. Kenapa disebut angkatan muda karena adik-adik sudah lulus sekolah tapi belum kerja. Melalui budaya sertifikasi akan menjadi kebutuhan dasar bagi para tenaga kerja. Dalam era globalisasi, tidak mengenal nama sekolah atau universitas tapi standar keahlian,” kata Kepala Pusbang Literasi Profesi dan SDM Balitbang SDM Kementerian Kominfo, Gati Gayatri di Jogyakarta, Rabu (18/01/2017).

Menurut Gati Gayatri, Pemerintah telah menyiapkan strategi umum bidang ketenagakerjaan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pertama, meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia dibandingkan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya. Selanjutnya, kedua, melaksanakan percepatan penerapan Sistem Pelatihan Kerja Nasional (SISLATKERNAS) yang memadukan pengembangan standar kompetensi dengan program pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi. “Dan ketiga, mengembangkan dan melaksanakan perjanjian pengakuan kesetaraan atau MRA (Mutual Recognition Agreements) dalam lingkup ASEAN,” paparnya.

Gati Gayatri menjelaskan, sertifikasi berkaitan erat dengan salah satu aspek penting yang perlu disiapkan bangsa Indonesia dalam menghadapi liberalisasi perdagangan global yakni sumberdaya Manusia yang kompeten. “Perkembangan industri konten yang semakin pesat dan kompetitif juga diikuti dengan meningkatnya permintaan ketersedianya SDM yang kompeten, untuk itulah diadakan kegiatan sertifikasi dengan subsidi dari Kominfo,” jelasnya.

Di kota gudeg ini, sertifikasi kompetensi untuk tenaga kerja muda diikuti oleh 75 orang peserta lulusan SMK, D3, D4, dan S1 bidang komunikasi di wilayah D.I Yogyakarta dan sekitarnya. Selama empat hari dari tanggal 18 sampai dengan 21 Januari 2017 mereka dibekali dengan pengetahuan yang berkaitan dengan kompetensi, dan diakhiri dengan uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi yang dapat digunakan masuk ke lapangan kerja. Kapusbang Literasi Profesi SDM berharap kepada peserta uji kompetensi agar lulus lebih banyak daripada uji kompetensi sebelumnya. “Kompetensi adik-adik yang akan menentukan apakah Indonesia akan mendapatkan keuntungan atau akan mendapatkan kerugian dari sistem liberalisasi ketenagakerjaan,” ujarnya.

Meskipun demikian, Gati Gayatri menekankan sertifikasi bukan segalanya, sebab dengan mengikuti standar kompetensi peserta akan dapat lebih menguasai bidangnya. “Karena sertifikasi ini bisa menjadi persyaratan awal untuk memenuhi kriteria dalam mencari pekerjaan dan akan menjadi penambah nilai kualifikasi tenaga kerja muda,” tandasnya.

Diakhir sambutanya, Gati Gayatri menyatakan usai pelaksanaan uji kompetensi, seluruh peserta yang lulus uji kompetensi akan memiliki Sertifikat sebagai bukti kepemilikan kompetensi standar. “Kita menyadari profesi komunikasi TIK dituntut keahliannya dalam era globalisasi. Kami harap dengan adanya sertifikasi ini, ada faktor plus untuk adik-adik bekerja di era global dan dapat dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan serta mendukung pengembangan industri konten nasional,” ujarnya. (ddh)