Wali Kota Fasha Buka Pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA)

Tindaklanjut Nota Kesepakatan Pemkot Jambi dengan Kementerian Kominfo RI

JAMBI – Wali Kota Jambi Dr H. Syarif Fasha, ME membuka sekaligus memberikan materi pada DEA (Digital Enterpreneurship Academy) Financial Technology (Fintech), yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, wirausaha, dan UMKM dalam Kota Jambi, Jumat pagi (28/01/2022).

Pelatihan yang bertujuan meningkatkan skill atau kemampuan para wirausahawan dalam mengelola keuangan usahanya secara digital, yang berlangsung di Hotel Aston Jambi itu merupakan tindaklanjut penandatanganan Nota Kesepakatan (NK) antara Pemerintah Kota Jambi dengan Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo Republik Indonesia, pada program penyediaan 10 ribu peserta Digital Talent Scholarship Kota Jambi tahun 2022.

Wali Kota Jambi Syarif Fasha dalam paparannya mengatakan, bahwa Pemerintah Kota Jambi tetap konsisten mencari jalan keluar agar masyarakat tetap produktif meski dalam masa pandemi Covid-19.

Salah satunya kata Fasha, dengan mendorong masyarakat, khususnya pelaku usaha memperkuat digitalisasi. Terutama pemanfaatan teknologi informasi yang platform-nya media sosial.

“Segala upaya memajukan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jauh-jauh hari telah dilakukan Pemkot Jambi.
Ini dibuktikan dengan status kota Jambi yang telah dikenal sebagai Smart City,” tambahnya.

Fasha juga menyinggung sisi positif dari pandemi covid-19 yakni memaksa para pelaku usaha untuk mempercepat memanfaatkan digitalisasi dalam memasarkan produknya.

“Kita dimasa oleh pandemi covid, salah satu berkah adalah pelaku usaha untuk melakukan digitalisasi. Karena banyak yang bangkrut, toko-toko tutup, mall tutup. Tetapi mereka harus tetap hidup dan mereka harus melakukan semua kegiatan bisnisnya dengan menggunakan digitalisasi atau online.”
“Inilah yang kita katakan bahwa berkah dari covid,” terang Fasha.

Tentu berkah yang dimaksud Fasha tidak dalam arti yang sesungguhnya. Namun lebih kepada fakta bahwa di masa pendemi, orang lebih banyak menggunakan teknologi digital tanpa melakukan tatap muka secara fisik dalam bertransaksi.

Dijelaskan Fasha, kota Jambi sebagai pusat perdagangan dan jasa harus memperkuat digitalisasi ini. Lewat teknologi informasi, para pelaku usaha dapat menggerakkan bisnisnya dengan masif.

Dirinya pun mencontohkan menjalankan usaha secara cepat dengan memanfaatkan digitalisasi. Tanpa harus menggunakan cara-cara konvensional seperti mendatangi langsung lokasi produsen.

Lewat digitalisasi, kata Fasha akan meminimalisasi modal dalam menjalankan bisinis. Bahkan tanpa modal sekalipun. Ini karena begitu besarnya peluang yang diberikan teknologi informasi melicinkan para pelaku usaha.

“Kota Jambi sudah menjadi kota smart city. Kota Jambi juga menjadi pusat perdagangan dan jasa. Dan jasanya adalah adek-adek semua menjadi sumber jasa, bagaimana (produk) yang ada di kabupaten di pindahkan ke kota Jambi, bisa ada dijual ke kota Jambi.”
“Dan bagaimana memindahkannya yaitu menggunakan digitalisasi. Tidak perlu kita pindahkan ke Jambi buat gudang. Tempatnya ada tetap di kabupaten, tetapi Kita pindahkan produknya, kita jual di kota Jambi. Caranya adek-adek bisa bekerjasama dengan transportir dan lainnya.”
“Adik-adik bisa lakukan itu bagaimana mempromosikan objek yang akan kita usahakan tanpa mengeluarkan dana. Kemudian adek-adek juga bisa mengakses sehingga ini akan berkembang tanpa media mainstream. Dan itu semua bisa dilakukan, salah satunya dengan memperbanyak follower media sosial usahanya,” urai Fasha panjang lebar.

Sebelumnya, Parulian Sitompul selaku kepala Balai Besar Pengembagan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo Jakarta mengatakan pelatihan digitalisasi enterpreneur academy kali ini diikuti 100 peserta yang merupakan para pelaku usaha.

Kota Jambi di tahun 2022, kata Parulian Sitompul, mendapatkan kuota sebanyak 10 ribu talenta digital dari kementerian kominfo RI.

“Pertama kita lakukan terhadap pelaku usaha tetap, pada pelaku-pelaku bisnis yang memang sudah ada usahanya. Ke depan akan dilakukan pelatihan bagi pemula yang akan baru memulai usaha. Jadi nanti bagaimana membuka peluang produk-produk lokal Kota Jambi untuk dipasarkan secara internasional lewat digitalisasi,” jelas Parulian Sitompul.

Dengan munculnya teknologi baru di bidang Informatika, tambah Parulian Sitompul, maka banyak perubahan-perubahan yang kadang-kadang tidak bisa dielakkan.
Dirinya pun mencontohkan fenomena Gazhali yang belakangan cukup menyita perhatian, dengan modal foto diri bisa mencuat begitu saja menjadi millioner.
Bahkan, para pelaku usaha-usaha besar seperti start up dan unicorn saat ini merubah strategi dengan bergabung dengan platform bisnis lainnya.

“Bahwa sekarang, walaupun kita menguasai teknologi informasi, dengan tidak menguasai strategi khusus akan sedikit sulit berkembang. Para platform-platform itu bergabung dengan platform yang lain dengan tujuan untuk menyebarkan, memperluas usahanya.”
“Disini Pak Wali akan memberikan kita motivasi dalam kegiatan ini dengan ilmu yang berharga. Saya mengharapkan dengan hormat Pak Wali bersedia untuk memberikan ide-ide baru pada generasi kita dan sekaligus membuka acara kita pada pagi hari ini,” pungkas Parulian Sitompul.

Pada kesempatan ini, peserta pelatihan mendapatkan kesempatan berdiskusi langsung dengan Wali Kota Syarif Fasha dan Parulian Sitompul terkait motivasi dalam pengembangan usaha peserta pelatihan. Selain itu, peserta juga mendapatkan pemahaman terkait pinjaman modal yang dipaparkan oleh pihak BRI Jambi.