Bogor, Kominfo – Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, R. Susanto menyatakan perubahan harus dikelola agar tidak berdampak negatif kepada organisasi. Menurut Susanto, perubahan adalah sesuatu yang paling pasti dalam ekosistem kerja.

“Kalau kita bicara kepastian, yang paling pasti adalah perubahan. Kita harus mampu menghadapi berbagai perubahan di sekeliling kita. Jangan sampai dampak perubahan justru mempengaruhi organisasi ke hal yang negatif,” katanya saat membuka Pelatihan Manajemen Survival dan Asesmen Batch 3 di Wisma Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bogor, Senin (7/10/2019).

Menurut Sesditjen SDPPI Susanto, seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang mengikuti harus memiliki daya tahan menghadapi perubahan. “Pasca pelatihan, diharapkan para jajaran Ditjen SDPPI mampu beradaptasi, baik secara individu maupun organisasi, yang pada akhirnya secara langsung juga akan mempengaruhi kinerja kelembagaan secara keseluruhan,” tegasnya.

Pelatihan Manajemen Survival dan Asesmen Batch 3 digelar untuk meningkatkan kompetensi manajerial serta sosial kultural para pejabat. Tercatat 40 orang dari pejabat struktural pusat maupun daerah yang mengikuti pelatihan yang akan berlangsung hingga Kamis (10/10/2019) itu.

“Bukan soal lulus dan tidak lulus ujiannya, tapi lebih kepada kepentingan mendapatkan hasil pelaksanaan kegiatan, untuk memudahkan mapping manajemen,” harap Susanto.

Pada kesempatan itu, Founder Quantum HRMI, Prof Pribadiono menjelaskan materi berkaitan dengan era perubahan. Menurutnya, banyak pemimpin yang enggan mengambil keputusan. Oleh karena itu, melalui pelatihan dapat tersusun data siapa saja yang sudah merasa di zona nyaman ataupun sebaliknya. “Pemimpin masa depan dapat ditangkap oleh software system quantum kami,” ungkapnya.