Jakarta, Kominfo – Proyek Palapa Ring Paket Timur yang diresmikan Presiden Joko Widodo disyukuri oleh masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah timur, karena selama ini mereka telah menunggu proyek tersebut bisa operasional. Dampak proyek itu, diperkirakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bisa mencapai USD 130 M di tahun 2025.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jayawijaya Isak SF Sawaki dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Menghitung Dampak Palapa Ring”, bertempat di Ruang Serba Guna, Gedung Utama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Selasa (15/10/2019) kemarin.

“Selama ini, walaupun di tampilan kami ada 4G, tapi layanannya tidak seperti 4G sehingga sering menjadi keluhan masyarakat. Oleh sebab itu, sampai saat ini masyarakat, termasuk kami di pemerintahan, selalu bertanya kapan Palapa Ring mulai beroperasi. Tapi kami bersyukur karena kemarin sudah diresmikan Presiden, sehingga harapan masyarakat bisa cepat kami penuhi,” tuturnya.

Lebih lanjut Isak menyampaikan harapannya, bahwa dengan hadirnya Palapa Ring, cita-cita merdeka sinyal yang selama ini didengungkan dapat terealisasi pada 2020.

“Walaupun dikatakan Papua lebih dulu terbit sinar matahari, tapi lambat dalam perkembangannya. Harusnya Papua yang lebih dulu menikmati sinar matahari, lebih dulu juga menikmati yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Mudah-mudahan dengan Palapa Ring ini menjadi yang betul-betul diharapkan menghidupkan sendi-sendi kehidupan di masyarakat,” tandas Isak.

Potensial Sampai USD 130 M

Dalam forum yang sama, Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Kementerian Koordinator Perekonomian Eddy Satriya mengingatkan bahwa pemerintah telah menyelesaikan berbagai proyek infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Termasuk infrastruktur di sektor telekomunikasi, yakni Palapa Ring.

“Ini akan meningkatkan ekonomi yang berbasis digital,” kata Eddy.

Menurut, Eddy sejak 2012-2017 sektor ICT memberikan pertumbuhan di atas 7%. Jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. “Tumbuh double digit. Kecuali di 2018 yang tumbuh 7,17 persen,” jelasnya.

Menjawab kemungkinan tumbuhnya Unicorn di tahun 2020? “Terus terang saya sulit memprediksi. Tapi saya yakin, satu atau dua unicorn bisa muncul,” katanya

Beroperasinya Palapa Ring di seluruh wilayah Indonesia, diyakini Eddy Satriya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang tumbuh positif. Terlebih di ekonomi internet yang diperkirakan akan terus meningkat. Saat ini ekononi digital Indonesia naik 4 kali lipat dibanding 2015, menjadi USD 40 Miliar di 2019.

Eddy memaparkan Ekonomi digital akan menyentuh USD 130 Miliar di 2025 dengan ride-hailing, e-commerce, digital payment. “Angkanya lebih besar bila mempertimbangkan sektor perbankan, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan,” papar Eddy.

Hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini Dirut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemkominfo Anang Achmad Latif, VP Regulatory Management Telkomsel Andi Agus Akbar, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Praktisi Start-Up asal Papua Billy Mambrasar.