Dirjen Aptika Semuel A. Pangerapan memberikan sambutan pada acara Rilis Hasil Survey Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017 APJII di Hard Rock Cafe Jakarta – (HM-M)

Jakarta, Kominfo – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A. Pangerapan mengapresiasi Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017 yang dirilis oleh Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (APJII). “Data survey  Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia ini dibutuhkan oleh industri, tanpa data kita tidak punya gambaran. (Kementerian) Kominfo mengapresiasi apa yang dilakukan APJII. Yang belum kita punya datanya ICT Index yang sesuai dengan aturan ITU (International Telecommunication Union, red),” katanya di Hard Rock Cafe Jakarta, Senin (19/02/2018).

Menurut Dirjen Semuel, ICT Index ini perlu disusun bersama antara Kementerian Kominfo, BPS, APJII dengan menggunakan mengacu pada aturan ITU. “ICT Index yang belum kita punya ini menyebabkan indeks  teknologi informasi di Indonesia rendah. Dengan adanya Palapa Ring juga BTS di daerah 3T diharapkan bisa lebih bagus lagi,” ungkap Dirjen Aptika.

Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengungkapkan survei yang dilakukan APJII ini menggunakan sampling yang lebih besar dari tahun lalu yaitu 2500  responden dan dilakukan di enam wilayah besar Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa dan Maluku-Papua. “Hasil survey ini juga digunakan untuk internasional, tahun depan APJII akan gunakan big data dalam Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia.” ujar Jamalul.

Inilah Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia Tahun 2017
Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017 APJII menyebutkan bahwa penetrasi pengguna internet pada tahun 2017 mencapai 143.26 juta jiwa (54,68%). Jumlah ini dikatakan oleh Sekjen APJII Henri Kasyfi Soemartono naik dibanding tahun lalu 132.7 juta jiwa. “Jumlah ini terus bertambah naik. Tahun depan APJII akan berikan data secara live melalui big data. Jadi setiap waktu jumlahnya bisa diketahui,” paparnya.

Jika dilihat berdasar wilayah, Pulau Jawa masih menempati urutan tertinggi (58,08%), disusul Sumatera (19,09%), Kalimantan (7,97%), Sulawesi (6,73%), Bali-Nusa (5,63%) dan Maluku-Papua (2,49%). Sedangkan untuk penetrasi pengguna internet berdasarkan usia paling tinggi ditempati usia 13-18 tahun yaitu sebesar 75, 50%, diikuti usia 19-34 tahun (74,23%).

Komposisi pengguna internet berdasarkan jenis kelamin untuk perempuan mencapai 48,57% dan laki-laki 51,43%.  Sedangkan untuk penetrasi berdasarkan tingkat pendidikan memperlihatkan bahwa semakin tinggi pendidikan maka akan semakin tinggi juga penetrasinya. “Hal ini juga berlaku untuk penetrasi di level ekonomi, semakin tinggi strata ekonomi maka akan semakin tinggi penetrasinya. Dimana untuk kelas sosial ekonomi A penetrasi nya mencapai 93.10%.” jelas Sekjen APJII.

Sedangkan untuk perilaku pengguna internet, hasil survey APJII menyebutkan bahwa smartphone menjadi perangkat yang paling banyak dipakai untuk mengakses internet yaitu sebesar 44.16%, diikuti computer/laptop (4.49%) dan yang menggunakan keduanya sebanyak 39.28%. Hasil survey juga menyebutkan bahwa jumlah perangkat yang digunakan oleh responden (95,75%) hanya satu unit baik untuk smartphone dan laptop/komputer.

Sekjen APJII menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait hasil survey ini yaitu masyarakat masih belum memaksimalkan pemanfaatan internet di bidang kesehatan yiatu untuk konsultasi dengan ahli kesehatan dan bidang ekonomi dimana baru 16.83% yang memanfaatkan internet untuk berjualan online. Selain itu pemanfaatan aplikasi lokal masih minim dimana sebanyak 56,79% pengguna internet disebutkan jarang menggunakan aplikasi lokal. (VE)

Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017  bisa diunduh di sini